kamu; bagian dua
selamat pagi kamu yang tadi baru saja bertemu denganku dalam bawah sadar.
pertemuan yang tidak lama, tapi mampu merekah senyum saat yang kulihat bukan lagi kamu, melainkan langit langit kamar dengan tembok putih beton dan segala kertas dinding diatasnya.
sempat menggerutu, kenapa sketsamu harus berganti. tapi tidak mengapa, memang harusnya begitu. bisa panik seisi rumah jika aku tidak bangun lagi.
lalu aku ingin mengenalkanmu pada duniaku.
dunia yang penuh kalkulasi, observasi dan akurasi.
angka yang membuat suatu proses menjadi yakin dan pasti, bahkan absolut.
jika boleh dikatakan, aku sangat mencintai sains dengan misterinya.
ini bukan sebuah film horor yang mendatangkan aktor utama ke sebuah rumah berhantu dan cerita legenda urbannya.
ini sainsku, yang akan kuceritakan kepadamu, semoga kamu tertarik sampai akhir.
jangan takut, tetap ada kamu di dalamnya.
apa kamu tau kenapa sains itu ada? tentu saja untuk merunutkan alam dan isinya yang tidak akan pernah cukup untuk sebuah buku bacaan manusia.
tumbuhan yang tidak bisa berjalan, hewan yang tidak berakal, dan kamu yang tidak bisa kumiliki.
baru saja kusebutkan, kamu muncul lagi hahaha.
begini saja, akan kuanalogikan kamu dalam sains.
seperti apa ya? biar kupikir lagi…
bagaimana jika kujadikan kamu sains versiku?
sains yang lebih sederhana, satu objek, dan tidak tumpang tindih dengan objek penelitian orang lain tentu saja.
akan kuukur rasa dan penasaranku terhadapmu sejauh apa melalui intuisi, tanpa mikrometer sekrup, jangka sorong apalagi neraca analitik.
aku tak mau memikirkan penemuan rumus jatuh hati.
itu akan membuat sainsku jadi lebih rumit.
dengan kamu saja, sel sarafku sudah bereaksi.
dari kamu, massa ototku cukup menegang.
kamu sudah cukup.
kemudian kubiarkan seperti sedia kalanya kamu, tanpa intervensi, kamu yang murni, belum tertoreh noktahku di dalamnya.
tentu saja itu kamu bagian kedua.
sampai jumpa di kemudian kemudian berikutnya.